

Pria yang juga menjabat sebagai General Manager (GM) PT Muara Tunggal tersebut lebih memilih untuk mengikuti instruksi dan arahan dari pemerintah pusat melalui Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) dan pemerintah daerah melalui dinas atau instansi terkait.
"Kami tidak mau berandai-andai. Kami akan merespon dan mematuhi kebijakan formal pemerintah yang berpedoman pada regulasi dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Lebih lanjut soal Apindo, yang berhak memberikan statemen itu dari pusat," ujar Darno saat diwawancarai sukabumiupdate.com, Senin (16/3/2020).
Sampai saat ini, Darno baru menerapkan prosedur standarisasi pencegahan penyebaran COVID-19 seperti yang dilakukan di pabriknya, yakni PT Muara Tunggal dengan jumlah karyawan kurang lebih 1.400 orang. Prosedur tersebut juga sudah sesuai dengan instruksi dan arahan dari Apindo pusat maupun pemerintah.
"Yang dilakukan, pertama kita melakukan kontrol kepada karyawan dan tamu yang masuk ke area pabrik menggunakan Thermal Scanner atau Thermal Laser. Kemudian kita menyediakan masker dan mewajibkan karyawan menggunakan masker selama di dalam area pabrik," lanjutnya.
"Kita juga menyediakan sabun cuci tangan di tempat-tempat seperti kantin, tempat wudhu, wastafel, toilet dan tempat lainnya supaya mereka rutin mencuci tangan. Khusus untuk tamu ada yang namanya hand sanitizer. Kemudian juga kita mewajibkan karyawan menciptakan K3 di lingkungan pabrik," katanya lagi.
Sejauh ini Darno melihat situasi masih stabil. Faktanya, kata Darno, kondisi karyawan di pabrik masih cenderung kondusif dan berjalan normal. Apalagi, ia mengaku sering berbagi informasi dengan beberapa pimpinan pabrik lainnya di Sukabumi.
"Kami dari perusahaan intinya berupaya semaksimal mungkin dalam upaya pencegahan. Lebih lanjut apabila kondisi secara umum nasional atau daerah, pemerintah menetapkan satu kebijakan yang berbeda, tentunya kami pengusaha akan ikut," tandasnya
Sumber: sukabumiupdate.com
Berdasarkan info yang dihimpun, ES diketahui meninggal dunia beberapa bulan lalu akibat sakit yang dideritanya. Ia berangkat ke Arab Saudi pada akhir 2019 untuk bekerja sebagai asisten rumah tangga.
“Tiga bulan kemudian, jenazah Almarhumah tiba di rumah duka yang diantarkan pihak agen TKI Saudi Arabia,” kata Komarudin (39), Ketua RT setempat.
Ia mengatakan, saat ini pihak keluarga belum bisa diajak komunikasi. Sejumlah warga, Ketua RT, RW dan tokoh masyarakat lainnya memilih untuk diam diri karena takut ada hal yang tidak diinginkan.
Sementara itu Pjs Kepala Desa Nerglasari, Dadang Gumara, mengatakan pihaknya tidak mengetahui kapan jenazah TKW yang meninggal asal desanya itu dibawa ke rumah duka. Ia belum menerima laporan dari pihak keluarga maupun dari pihak ketua RT. Tapi kalau mengenai kabar meninggal dunianya, itu ada informasi. Pihak keluarga yang didampingi Ketua RT /RW pernah datang ke Kantor Desa Nerglasari, untuk membuat administrasi kepulangan jenazah,” tambahnya.
Pihaknya berencana akan mengunjungi rumah duka esok hari atau Kamis.
Sumber: cianjurtoday.com